You don't have javascript enabled. Good luck with that.
Pencarian
waduk_pluit_jakarta_bayu.jpg
....
photo doc - Beritajakarta.id

Sistem Polder Bisa Atasi Banjir di Jakut

Penurunan permukaan tanah di Jakarta Utara semakin hari semakin mengkhawatirkan. Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI Jakarta mencatat, penurunan muka tanah di Jakarta Utara merupakan yang tercepat di DKI. Seperti halnya beberapa daerah di wilayah Kecamatan Penjaringan, penurunan muka tanahnya bisa mencapai 18 sentimeter pertahun, sehingga menjadi sangat rawan banjir.

Jakarta Utara bila ingin bebas dari genangan harus dibangun sistem polder yang terintegrasi

Saat bulan Januari lalu, sekitar 40 persen wilayah Jakarta Utara tergenang dengan ketinggian antara 10-100 sentimeter. Padahal, sepanjang 2013 lalu, sebanyak 86 saluran penghubung (PHB) sudah dinormalisasi.

Kepala Unit Limbah Lingkungan dan Air Tanah, Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI Jakarta, Bawa Sarasa mengatakan, penurunan muka tanah disebabkan kondisi tanah di Jakarta Utara yang lebih lunak dari wilayah lain. Terlebih, penggunaan air tanah hingga 6-8 juta meter kubik pertahun, berpengaruh sekitar 14-15 persen terhadap penurunan muka tanah.

Kerjasama Waduk dengan Pemkab Bogor Belum Diputuskan

"Ditambah  beban berat di atas tanah seperti bangunan dan kendaraan berat menyebabkan Jakarta Utara relatif lebih cepat penurunannya dibanding wilayah lain. Salah satunya yang paling tinggi ialah daerah Pluit, Penjaringan, mencapai 18 sentimeter pertahun," jelasnya, Sabtu (10/5).

Sementara itu, Kepala Suku Dinas PU Tata Air Jakarta Utara, Wagiman Silalahi mengatakan, penurunan muka tanah menyebabkan air laut lebih tinggi dari sebagian daratan. Hal tersebut mengakibatkan air dari hulu maupun hujan yang tercurah sulit mengalir ke lautan, hingga akhirnya tumpah ke darat.

"Jakarta Utara bila ingin bebas dari genangan harus dibangun sistem polder yang terintegrasi," katanya.

Menurut Wagiman, sistem polder yang dimaksud adalah seperti sistem tata air kawasan Pantai Indak Kapuk (PIK). Sistem polder di sana terdiri dari tanggul, kanal, waduk, sistem saluran, sub surface drainase, stasiun pompa, hingga sistem pembuangan (flushing) yang terintegrasi. Terbukti, selama puluhan tahun belakangan ini, kawasan seluas 200 hektare itu bebas dari banjir. Padahal, lokasi PIK berada di bibir pantai.

"Dengan sistem polder, debit air dalam kanal terkontrol. Bila volumenya tinggi akan dipompa dibuang ke laut," ucapnya.

Sebelum bisa mewujudkan sistem polder, dalam jangka pendek akan dibangun rumah pompa di lima lokasi yaitu, hilir Kali Kamal Muara, Kali karang, Kali Angke, Kali Ciliwung Lama dan hilir Kali Sentiong Sunter.

"Rencana dibangun 2015 selesai 2016, dan kemungkinan melibatkan pihak swasta. Sebanyak 96 PHB juga akan kita normalisasi tahun ini," tandasnya.

Berita Terkait
Berita Terpopuler indeks
  1. UP Metrologi Dinas PPKUKM Gelar Edukasi Metrologi Legal

    access_time30-09-2024 remove_red_eye2685 personAldi Geri Lumban Tobing
  2. Anwar Tinjau Lokasi Pembangunan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu di Kramat Jati

    access_time29-09-2024 remove_red_eye2309 personNurito
  3. Asyik, Besok Tarif Transjakarta, MRT dan LRT Jakarta Cuma Rp 1

    access_time04-10-2024 remove_red_eye2188 personAldi Geri Lumban Tobing
  4. 21 Unit Pemadam Tangani Kebakaran di Gedung Bakamla RI

    access_time29-09-2024 remove_red_eye1928 personBudhi Firmansyah Surapati
  5. Jakarta Entrepreneur Ikut Ramaikan Pameran Premiere Classe di Paris

    access_time29-09-2024 remove_red_eye1265 personAnita Karyati